KODE ETIK PROFESI IT. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Pipit Arsita 11104004

  Etika Web Design

 

Satu atau dua bulan lalu saya bertemu dengan salah satu klien kami, Pak Nyoman untuk melakukan serah terima situs beliau di www.alamnusa.com, sebuah situs imagebank yang menyediakan foto – foto natural pemandangan indonesia.Setelah selesai menandatangani dokumen serah terima dan lain – lain, beliau tersenyum lebar dan mengeluarkan sepatah kata yang cukup mengejutkan. “Ini adalah sesuatu yang sudah saya impikan sejak lama sekali”
Mungkin dalam bentuk tulisan sepertinya agak biasa ya, tapi kalau anda mendengarkan live caranya berbicara kelihatan sekali bahwa ini adalah sebuah achievement yang luar biasa bagi beliau.
Interesting. Saya tanya lebih lanjut.
Setelah itu muncul cerita panjang lebar mengenai pengalaman beliau dengan para web developer sebelumnya. Ternyata perusahaan kami adalah web developer ketiga yang dicoba. Yang pertama dan kedua ternyata menghentikan proyeknya dalam keadaan setengah jadi karena berbagai hal, padahal beliau sudah investasi banyak sekali dana disana. Ada yang sudah 100% jadi tampilannya, tapi belum dibuat CMSnya. Yang satu laginya CMSnya tidak bisa diakses dan tampilannya tidak bisa di-edit.
Yang pertama muncul di pikiran saya waktu mendengar cerita itu adalah; klien yang ini ternyata pemberani juga ya. Padahal sudah terbakar dua kali, tapi masih keukeuh melanjutkan.
Yang kedua muncul adalah; itu web developernya kurang asem bener ya? koq bisa-bisanya ditinggal begitu.
Kan sama saja seperti tukang bangunan yang buatin rumah tapi lupa atapnya.
Atau makan bakmi tapi engga dikasih sendok garpu.
Kalau dibayangkan kita jadi pak nyoman, itu pasti frustrasi berat. Karena tidak ada kemampuan untuk memperbaiki, dan produknya tidak bisa digunakan pula. Dengan alasan apapun sepertinya tidak etis untuk meninggalkan sebuah pekerjaan dalam kondisi setengah jadi seperti itu.
Ini memprihatinkan karena dalam 10 tahun bekerja di bidang ini, cerita serupa sudah saya dengar berkali – kali. Salah satunya malah dari seorang ekspat yang datang ke indonesia dari inggris untuk mengejar web desainernya yang lari dan tidak menyelesaikan proyeknya.
Mungkin perlu dibuat budaya komunikasi yang lebih terus terang antara para profesional web developer dengan kliennya supaya tidak terjadi hal seperti ini lagi.


SOLUSI
1. Sebagai seorang Profesi haruslah profesional dengan Bertanggung jawab
2. sebagai seorang profesi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa proyeknya bisa selesai dan bisa digunakan oleh kliennya.
3. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi.

Kesimpulan :
Berdasarkan kasus yang terjadi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali penyebab terjadinya kasus pelanggaran etika profesi IT, mulai dari kurangnya tanggung jawab dan pemahaman akan apa sebenarnya aturan-aturan maupun etika yang harus dijalankan oleh pelaku IT dalam profesinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar